November 01, 2021
BY M Sandy N
2 Comments
Awan yang terlihat tinggi kini sejajar dengan kami. Kota - kota yang dibawah tertutup dengan awan tebal. Tak berhenti kami berteriak kagum dengan ciptaan maha kuasa. Melihat sebuah danau yang begitu tenang dikumpuli awan yang menambah keindahan Pulau Danau Toba. Itulah sepenggal cerita ketika saya melihat Danau Toba untuk pertama kalinya. Mari saya ceritakan perjalanan ini dari awal!
- Perjalanan dari Medan ke Danau Toba
Jumat 22 Oktober 2021 Saya bersama teman - teman bersiap untuk melakukan perjalanan jauh. Perjalanan ini memakan waktu 6 jam berdasarkan google maps. Destinasi yang kami tuju adalah Wisata Danau Toba. Dengan mengendarai mobil yang kami sewa 2 hari, kami akhirnya tancap gas dari hotel. Karena waktunya berpasan dengan sholat jumat, tak lupa kami menunaikan sholat jumat di Masjid Raya Al-Mashun Medan.
Masjir Raya Al-Mashun berdiri pada tahun 1909 dan memiliki konsep arsitektur bergaya Timur Tengah, India dan Spanyol. Masjid Raya Al-Mashun merupakan salah satu bagian sejarah dari masa sultan Deli. Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk menunaikan sholat jumat disini.
Masjid Raya Al-Mashun Medan |
Akhirnya setelah menunaikan sholat jumat dan makan siang, kini perjalanan kami ke Danau Toba benar - benar dimulai. Checkpoint pertama kami adalah Puncak Gundaling di Berastagi. Sekitar 2.5 jam dari kota Medan. Karena kami mengarah ke puncak, maka jalur yang kami lewati cukup menantang. Jalan zig-zag dengan menukik keatas sekitar 25 derajat. Ditambah cuaca yang tidak bersahabat selama perjalanan, hujan deras membasahi perjalanan kami, membuat kami harus berhati - hati dengan jalan yang rawan longsor.
Puncak Gundaling Berastagi
Akhirnya kami sampai di puncak Gundaling Berastagi. Salah satu objek wisata didaerah puncak Berastagi. Untuk masuk ke objek wisata disini saya merasa tidak ada loket tiket resmi. Mobil kami diberhentikan saat pos dan mereka bilang 4 orang 30ribu rupiah dan tanpa ada tiket atau tanda terima sama sekali. Setelah melewati pos dan mulai mendekati area puncak gundaling, mobil kami diberhentikan lagi untuk penagihan biaya parkir 10 ribu Rupiah.
Puncak Gundaling Berastagi bagi saya hampir sama dengan puncak bogor. Perbedaan ada di pemandangan dan hawanya. Di gundaling, saya bisa melihat pemandangan pedesaan dengan hijau yang memanjakan mata. Hawanya tidak terlalu dingin seperti dipuncak Bogor, padahal waktu itu cuaca gerimis dan sudah memasuki jam 5 sore WIB.
Puncak Gundaling menawarkan hiburan seperti arena berkuda dengan tarif Rupiah 40.000. Terlihat kuda - kuda berkeliaran disekitaran objek wisata. Selain itu jika perut lapar ada warung - warung yang berdiri, jadi gaperlu takut kelaparan dan fasilitas umum seperti toilet juga sudah tersedia.
Sayang seribu sayang, cuaca yang tak bershabat membuat tempat ini sepi pengunjung. Hujan dari Medan masih belum kunjung usai. Semua wahana hiburan yang tersedia tidak dibuka, kuda - kuda diistirahatkan. Terlihat 1 atau 2 mobil saja yang mendatangi kawasan ini saat itu. Saya pun juga baru bisa keluar mobil untuk menghirup udara segar ketika hujan sedikit reda. Ternyata spot foto yang dihadirkan di puncak Gundaling ini sangat bagus. Lumayan untuk meredakan sedikit kekecewaan yang jauh - jauh datang dari Tangerang.
Puncak Gundaling Berastagi |
Berastagi ke Danau Toba
Merasa sudah tidak ada yang ditelusuri, akhirnya kamipun melanjutkan perjalanan ke Danau Toba langsung. Checkpoint kedua kami adalah penginapan disekitar Danau Toba, estimasi berdasarkan Google maps adalah 4 jam lebih perjalanan. Jalur yang kami lalui naik turun bukit, jauh dari pemukiman waarga, dan minimnya penerangan lampu jalan.
Bayangin berjalan di jalur yang kanan - kiri hutan, tanpa ada lampu jalan. Penerangan hanya mengandalkan lampu mobil, cahaya bulan tidak terlihat dikarenakan cuaca masih hujan seharian. Kalau melihat kebelakang itu benar - benar gelap. Begitulah suasana jalur yang kami lalui, perasaan takut, cemas, khawatir terselip dalam momen - momen perjalanan kami.
Jam 12 malam suasana perjalanan kami makin mencekam, sudah 3 jam kami berkendara dari Puncak Gundaling, tidak ada satupun tempat ramai untuk kami beristirahat untuk berpikir jernih. Sampai salah satu teman saya membacakan Ayat Kursi. Kamipun menyambut doa tersebut dengan riang, yang tadinya mobil diputar musik, berubah menjadi lantunan ayat kursi dalam perjalanan kami. Seseram itukah perjalanan yang kami lalui hingga kami serempak membaca doa ayat kursi.
Perasaan kami cukup tenang ketika ada lampu - lampu rumah warga didepan. Gataunya kami sudah berada didepan gerbang objek wisata Danau Toba. Kami istirahat sejenak di kedai untuk berpikir tenang untuk mencari penginapan. Saya memesan teh panas, udaranya cukup dingin, padahal saya sudah memakai jaket tebal.
Pintu masuk gerbang kawasan wisata Danau Toba |
Setelah kami menemukan lokasi penginapan yang akan kami tinggali, kami kembali ke mobil untuk menuju kesana. Sekitar 20 menit dari gerbang objek wisata, dengan mengucapkan bismillah, kami memasuki gerbang wisata Danau Toba. Baru aja kami menemukan titik aman, kini harus bergelap - gelapan kedalam hutan. Tapi perasaan kami tiba - tiba dikejutkan dengan sebuah teriakan teman saya.
"GUYS COBA LIAT KANAN GUYS!!!!"
Kalian mau tahu gak apa yang kami lihat???
Sebuah pulau Danau Toba yang indah terbentang luas, memanjakan mata kami. Ditambah awan - awan yang sejajar dengan kami, menutupi kota - kota dan danau yang dibawahnya. Ternyata kami berada diatas bukit Danau Toba. Tidak berhenti kami berteriak lepas menyebut kagum atas ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Saya pribadi hampir menitikkan air mata melihat keindahan yang luar biasa, secara spiritual saya makin sayang sama Allah SWT.
Sayangnya kami tidak bisa merekam apa yang kami lihat, karena tidak adanya lampu jalan, dan ketika kami mencoba merekamnya, hasil rekaman videonya gelap gulita. Hanya terdengar reaksi kami yang begitu takjub dengan Danau Toba. Berikut adalah video reaksi kami ketika melihat Danau Toba pertama kali di malam gelap, dan saya juga bagikan video ketika kami pulang dari Danau Toba dengan cuaca terang, agar kamu bisa bayangin kenapa kami begitu heboh malam itu.
Akhirnya kami sampai di penginapan sibea - bea, jam 1 pagi. Lokasinya berada dibawah bibir Danau Toba. Kami semua kelelahan dan tertidur pulas dengan cepat.
Jam 7 pagi hari, saya bangun dan segera mandi. Saya keluar untuk melihat pemandangan Danau Toba. Karena lokasi penginapan dekat dengan bibir Danau Toba, buka pintu langsung dimanjakan dengan pemandangan indah Danau Toba. Saya mengambil beberapa momen di pemandangan ini.
Bermain dengan dengan air danau toba |
untuk yang ingin menginap disini, saya share lokasinya dibawah ini. Pemiliknya tidak memasarkan via aplikasi, jadi memesan via telepon langsung. Pemiliknya ramah, walaupun fasilitas yang ditawarkan tidak terlalu mewah, untuk harga masih bisa negosiasi jika kamu pintar nego.
Bagaimana perjalanan ini? untuk kamu yang berencana ingin ke Danau Toba, Saya berikan tips dan biaya perjalanan ke Danau Toba.
TIPS
1. Perhatikan cuaca, hindari perjalanan ketika hujan deras. Karena jalan rawan longsor.
2. Siapkan persiadaan bensin cadangan untuk kendaraan, karena sepengalaman kami agak sulit menemukan SPBU.
3. Jika berpergian di malam hari agak seram, berkabut dan lalu lintas sepi, lebih baik berangkat dari pagi dan sampai toba masih terang.
4. Istirahat jika lelah menyetir, karena perjalanan sangat jauh dan jalur rawan kecelakaan.
BIAYA
1. Sewa Mobil via aplikasi : Rp. 500.000 / 2 hari 2 malam - Mobil Datsun GO
2. Deposit Sewa Mobil : Rp. 500,000 - Uang kembali ketika mobil dikembalikan
3. Bensin : Sebenarnya ini patungan, dan kami isi seketemu Pom bensin. Tergantung kendaraan masing - masing juga.
4. Penginapan : Rp.250.000 nego
5. Biaya masuk ke objek wisata toba : Gratis (Gatau ya karena kami masuk jam 12 malam)
Semua biaya perjalanan ke Danau Toba kami patungan agar terlihat ringan dikantong. Itulah perjalanan kami dari Medan ke Danau Toba, walau dalam perjalanan cukup membuat kami khawatir, tapi semua terbayarkan dengan pemandangan indah Danau Toba dari dekat.