Minggu, 25 Oktober 2020
Selasa, 13 Oktober 2020
Tidak terasa sudah berada di bulan Oktober, menjalani aktifitas yang cukup rumit mampu kita jalani. Seperti harus bekerja dari rumah secara online, sekolah juga online dari rumah, dan PSBB dimana – mana. Seakan – akan untuk kebutuhan aktifitas sosial, seperti nongkrong bareng temen, atau ngedate bareng pacar, kini udah gak asyik lagi. Semua sudah dibatasi, mulai dari segi jam operasional, segi bisnis hingga sosial pun dibatasi. Akhirnya saya pun memilih menghabiskan waktu dirumah seharian.
Bosan, bete, suntuk pernah saya rasakan. Apalagi Ketika isi chatting di ponsel saya isinya kerjaan semua. Saya butuh sebuah aplikasi sosial baru untuk menghibur saya. Mulai dari mengunduh aplikasi berbasis video sama orang yang gak dikenal, hingga aplikasi pencari jodoh pun saya install untuk mengusir keseharian saya yang membosankan. Merasa gak cocok dengan aplikasi tersebut, akhirnya saya menemukan 1 aplikasi yang saya pikir cukup menyenangkan dan agak berbeda dengan yang lainnya.
Tandem Language Exchange: Speak & learn languages, YAP ! itulah nama aplikasinya. Dilihat dari namanya seperti aplikasi untuk belajar bahasa. Memang itulah tujuan utamanya, sayapun mengunduh aplikasi Tandem tujuannya adalah ingin belajar bahasa inggris dan ngobrol bareng dengan Native English. Selain itu, aplikasi Tandem juga memiliki Guru Tutor yang mengajari kamu berbahasa asing, sifatnya seperti kursus begitu. Caranya tinggal pilih kamu ingin belajar bahasa apa, lalu pilih Guru Tutor kamu dengan budget yang sesuai kantong kamu.
Jadi kalau ingin belajar bahasa asing di Tandem, harus bayar ya? Tidak harus kok!
Kamu bisa chatting dengan sesama anggota Tandem dari berbagai negara di dunia GRATIS. Layaknya aplikasi chatting pertemanan online gitu. Namun jika kamu serius dan ingin cepat bisa menguasai bahasa asing tertentu dan kebetulan lagi ada duitnya, kamu bisa mencoba fasilitas fitur Tutor di apllikasi Tandem ini.
Pertama kali saya menginstall aplikasi Tandem ini pada tahun 2017, cukup lama sekali ya. Pernah dihapus lalu pasang lagi. Dan sekarang dijaman Covid-19 and stay at home, saya pun Kembali menginstall aplikasi ini. Awal tujuan saya menginstall Tandem adalah tentunya ingin bisa chatting dengan orang asing dan bisa menambah skill berbahasa saya baik tertulis atau verbal.
Saya memilih ingin belajar bahasa Inggris, Turki, Russia, Uzbekistan, Perancis, UK, dan Jepang. Kenapa saya memilih itu, selain ingin belajar bahasanya, saya penasaran dengan budayanya, bahasa gaulnya, sosialnya, atau aktifitasnya. Setelah memilih bahasa yang diingkan untuk belajar, kemudian saya scroll anggota native yang sudah difilter berdasarkan bahasa yang kita inginkan. Mencoba memberi salam satu per satu, anggota akun cewek (IYKWIM) dan menunggu balasan darinya. Dan Ketika dia sudah membalas salam kamu, sayapun mulai bertanya – tanya hal tentang negaranya dan hobinya. Ada yang chemistrinya nyambung, ada juga yang tidak. Sayapun tidak mempermasalahkan itu.
Saya menyukai aplikasi ini karena untuk anggotanya sangat tidak Toxic, mereka sangat ramah sekali. Saya pernah chattingan asyik dengan salah satu teman dari Thailand bercerita tentang Hantu Thailand dan Indonesia. Kami chatting layaknya teman lama. Selain dari Thailand, ada juga dari Turki, kita berkomunikasi layaknya teman jauh, hamper tiap hari kita chattingan bertanya aktifitas sehari – hari. Saling bertukar swafoto, dan saling curhat. Dan asyiknya lagi, komunikasi kita pindah hingga ke Instagram. Dia memanggilku My Dear Brother, dan akupun memanggilnya My dear sister haha..
Russia juga ceweknya ramah – ramah dan cantik parah. Hampir semua mereka merespon pesan saya dengan baik di Tandem. Berkat Tandem, sayapun memiliki teman di Russia. Dia gadis dan seorang barista. Kamipun berkomunikasi hingga ke Whatsapp. Bahkan kita pernah melakukan video call, bercerita tentang harinya yang melelahkan dikerjaan.
Loh katanya buat belajar bahasa asing. Kok malah kenalan cewek sana sini, gimana sih!
Selama berkomunikasi dengan teman – teman didunia, saya banyak belajar hal baru. Seperti bagaimana kalimat Halo dalam bahasa Turki atau Russia? Saya belajar mengenai kondisi disana itu seperti apa. Dan kitapun chatting menggunakan bahasa inggris, udah pasti dong, ini adalah tantangan saya juga untuk melatih grammar inggris saya agar enak dibaca atau saat berkomunikasi dengan voice note.
Memiliki teman di berbagai negara sangat menyenangkan kok, apalagi kalau kamu bisa mampir berkunjung ke negaranya. Pastinya kamu gak akan merasa kesepian, karena teman kamu bisa menjamu kamu dengan baik. Terima kasih untuk Candan dari Turki, Zamira dari Russia, Park Meriem dari Itali, Ayien dari Malaysia, Sheila dari Colombia, dan teman - teman lainnya yang gabisa saya ucapin satu - satu. Terima kasih sudah mau berkomunikasi dan berteman dengan saya. Semoga kita bisa bertemu saat saya berkunjung ke negara kamu atau saat kamu berkunjung ke Indonesia, dan semoga kita bisa menjadi teman selamanya.
Well, aplikasi ini sudah 3 tahun saya gunakan, dan aplikasi Tandem ini ampuh untuk saya mencari hal baru dalam kegiatan bersosial atau berteman. Untuk kamu yang ingin mencoba bersosial dengan orang luar negara, bisa mengunduh aplikasinya klik judulnya dibawah sini.
Tandem Language Exchange: Speak & learn languages.
Sabtu, 03 Oktober 2020
Kalau mendengar nama Holmes, pasti kamu akan ingat dengan detektif jenius yaitu Sherlock Holmes. Kali ini, saya tidak membahas film dari Sherlock Holmes, melainkan Enola Holmes. Film yang tayang langsung dari Netflix ini bikin saya penasaran, apalagi saya menyukai kisah misteri dari Sherlock Holmes. Tanpa pikir panjang Enola Holmes masuk dalam Watchlist Netflix saya.
Sebelum masuk ke penilaian, saya ingin berbagi informasi mengenai Enola Holmes. Film ini diangkat dari Novel karya dari Nancy Spinger yang berjudul, An Enola Holmes Mystery : The Case of the Missing Marquess. Dilihat dari Faktanya dari Sir Arthur Conan Doyle yang merupakan pengarang dan sekaligus pencipta karakter dari Sherlock Holmes, bahwa Sherlock Holmes tidak memiliki adik kandung perempuan. Melainkan Kakak kandung yaitu Mycroft Holmes.
Kisah ini dimulai ketika ibunda dari Enola Holmes (Millie Bobby Brown) menghilang dihari ulang tahunnya yang ke-16 tahun. Enola pun kebingungan mencarinya, lalu Enola mendapatkan sebuah kotak bingkisan dari ibunya yang berisikan kata - kata pesan untuk Enola. Menyadari bahwa ibunya menghilang, Enola meminta bantuan kakak - kakaknya. Mycroft Holmes dan Sherlock Holmes. Dimulailah petualangan Enola mencari ibunya, yang harus berhadapan dengan beberapa konflik seperti kakaknya yang tidak terlalu support mencari ibunya, Enola yang dipaksa masuk sekolah feminisme, dan konflik pertemuan Enola dengan pemuda bangsawan yang tampan yaitu Viscount Tewksbury (Louis Partridge). Sisanya kamu nonton sendiri ya di Netflix.
doc: netflix /enola holmes |
doc: netflix / enola holmes |
My opinion yang saya suka dalam film ini adalah seperti yang kita tahu bahwa cita rasa cerita Holmes pasti melekat sekali dengan kisah misteri, kriminal, yang membuat penonton terbius dengan alur ceritanya. Namun di Enola Holmes pembawaan dari alur cerita misterinya terlihat cukup segar dan beda dari yang lain. Disaat pembawaan Enola bernarasi dan berinteraksi kepada penonton, membawa penonton jadi diajak main bareng dan terlihat enteng sekali menerima ceritanya yang sebenarnya terlihat teka - teki yang sulit. Saya jadi teringat pada kartun Dora the Explorer, yang dikit - dikit monolog berinteraksi dengan penonton.
"Dimanakah Pintu Surga berada??"
"Dimana?". sfx Dora the Expolorer.
krik......krik.....krik
Lupakan tentang Dora, balik lagi ke Enola Holmes yang harus kita kupas tuntas misterinya. Di Film ini kamu akan merasakan pemandangan indahnya London abad ke-19. Apalagi disaat malam hari, kabut bermunculan, lampu jalan yang remang - remang, transportasi umum yang masih bertenagakan kuda berjalan dengan gagahnya. Saya jadi terbawa suasana kelam London dimalam hari yang mencekam.
Selain itu film ini memperlihatkan sebuah pesan bahwa pada abad ke - 19 di London stigma perempuan itu wajib feminim. Saya bisa melihatnya ketika Enola berontak ketika disuruh masuk sekolah feminim oleh Mycroft Holmes. Enola memberi pesan bahwa perempuan bebas menentukan gayanya baik dalam berpakaian ataupun berperilaku.
Selain alur misteri, yang saya suka dari film ini adalah kisah romantis dari Enola dengan Viscount Tewksbury. Mulai dari pertemuan yang tidak disengaja, dan keterlibatan konflik bersama - sama, apalagi kalau lagi berdebat.
doc: netflix / enola holmes |
doc: netflix / enola holmes |
Lalu apa yang saya kurang suka dari Enola Holmes?
Iyah, ini memang kisah dari Enola Holmes, tapi tetap saja kehadiran sosok Sherlock Holmes tetap jadi sosok yang saya tunggu - tunggu. Kehadiran Sherlock Holmes yang diperankan oleh Henry Cavill di film ini seperti bukan jati dirinya. Kamu akan menemukan sosok Sherlock Holmes yang Lembut, tenang, dan kalem. Hal ini cukup berbeda ketika saya bandingkan dengan Sherlock Holmes di serial BBC yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch yang terlihat bersemengat dengan sebuah misteri, yang membuat saya ikut semangat juga mengikuti kasusnya. Jika kehadiran Sherlock Holmes di film Enola Holmes hanya sebagai pemanis saja, tapi sungguh tidak terlihat manis.
Jika ini memang film detektif, maka harus ada penyelesaian ala detektif, yaitu setelah memecahkan sebuah misteri, pergi untuk tangkap pelaku dan menjelaskan sebuah teori konspirasi detektif beserta buktinya. YA ! saya kehilangan momen itu. Saya butuh momen seorang detektif memamerkan keahliannya memecahkan sebuah misteri didepan pelaku.
doc: netflix / enola holmes |
Well, walau sejatinya tokoh Enola Holmes tidak ada dari silsilah keluarga Holmes, namun film Enola Holmes masih mampu memberikan petualangan teka - teki misteri dengan cita rasa Holmes yang wajib ditonton bagi kamu pecinta film detektif atau misteri. Bagi kamu yang gak biasa mengikuti film detektif, jangan khawatir! Seperti yang saya bilang, Enola Holmes dikemas dengan misteri yang lebih ringan dan segar, jadi bisa ditonton bersama - sama.
Kamu sudah nonton Enola Holmes ? Berikan pendapatmu dikolom komentar yuk!